Di mata Hub Dee Young Pantai Madura Sangat Cantik


Hub Dee Joung, nama ini barangkali sangat asing bagi masyarakat Madura. Namun pria kelahiran  Belanda yang mempunyai perawakan tampan dan bertubuh jangkung ini sangat dikenal oleh masyarakat intelektual, baik kaum intelektual Madura maupun manca negara. Mister bule ini terkenal bukan karena ia seorang selebritis dunia maupun usahawan terkenal, melainkan karena hasil karya penelitiannya tentang Madura yang dilakukan pada tahun 1976 menjadi bahan pustaka bagi setiap mahasiswa. Dua buku hasil penelitiannya di Prenduan, mengungkap tuntas kehidupan orang Madura dari berbagai sudut pandang, baik sisi ekonomi, sosial dan budaya. Sedangkan 8 artikel ilmiah tentang Madura menjadi pustaka wajib bagi setiap mahasiswa antropologi di Eropa.
Di sela-sela kegiatan Kongres Kebudayaan Madura di hotel Utami, mister Joung menerima reporter Info Sumenep  dan terlibat perbincangan yang sangat menyenangkan. Hub Dee Yong menuturkan bahwa ia baru saja membukukan hasil penelitiannya tentang orang Ra’as. Ketika ditanya mengapa ia begitu tertarik dengan kebudayaan Madura, sambil tersenyum ia mengatakan rasa ketertarikannya pada Madura di latar belakangi oleh kesamaan budaya di negeri leluhur-nya,  Zeeland, sebuah dusun kecil di Belanda. Kesamaan itu diantaranya adalah sama-sama pekerja keras yang disebabkan oleh kondisi geografis, yaitu mempunyai daerah pertanian dekat laut. “Masyarakat kami di Zeeland adalah pekerja keras dan ulet, itu disebabkan letak laut lebih tinggi dari tanah daratan, tentu kami harus bekerja keras Karena selalu dihantui oleh rasa was-was dan takut, takut tanggul pecah,” ujarnya santun dalam bahasa Indonesia yang cukup lancar.
Ketika ditanyakan tentang perbedaan dan perkembangan di Madura dalam kisaran waktu 30 tahun, Joung menjelaskan bahwa sangat jauh sekali. “Pada tahun 76 rakyat Madura banyak yang miskin, rumah hanya terbuat dari bambu, mereka berpakaian jelek dan hanya memakai sandal. Sekarang, saya lihat perubahannya cukup signifikan, walaupun  saya tahu bahwa masih banyak orang yang tidak tahu untuk memenuhi makan untuk besok, ataupun bulan depan. Perubahan itu ada tetapi untuk orang-orang tertentu saja, tetapi untuk kebanyakan orang belum. Sebab di waktu akan datang orang tidak bisa hidup dari lahan kecil yang mereka punya “, ujarnya dengan ekspresi masgul. “Saya berharap pemerintah pusat maupun pemerintah lokal mengiventarisir lebih banyak uang untuk membangkitkan sektor industri dan pariwisata.”
 Ketika ditanyakan apa yang seharusnya dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengembangkan pariwisata, sebab banyak kalangan yang menginginkan agar Madura memoles dan mempercantik diri supaya turis asing tertarik untuk mengunjungi pulau Madura. Namun dari sebagian kelompok menolak mentah-mentah ide-ide perubahan. “Saya berharap jangan sampai yang di Bali menjadi acuan konsep pembangunan pariwisata di Madura. Saya pikir Madura harus pilih untuk turis yang suka tempat-tempat sepi, yang suka pulau dan tak dikotori oleh konsumsi seperti di Bali, dan juga yang suka melestarikan alam, yang mau menikmati hidup sederhana dan alami. Ada turis yang seperti itu, green turis, yaitu turis yang datang untuk melihat alam yang asli dan kebudayaan yang natural otentik.”
“Saya pikir banyak turis yang bosan dengan Bali, bosan dengan wisata yang glamour dan telah menjadi semacam tempat “autumns ecomora” yang baru, maksudnya tempat orang-orang yang berdosa dan menjadi tempat maksiat. Perubahan harus ada, boleh berubah tetapi tidak sebagai dieksploitasi oleh orang-orang yang hanya mau menangguk keuntungan besar semata.” Lebih jauh mister Joung menuturkan bahwa model-model green turis sudah diterapkan di beberapa negara Eropa melalui agen-agen wisata, “Yogyakarta menjadi tujuan utama, hampir 10 – 20 % yang mau melihat daerah, melihat kampung, mau melihat hidup yang benar, yang menghormati dan menghargai kebudayaan asli. Sekarang ini banyak sekali kaum relegius di Eropa menentang pola konsepsi yang ada sekarang di Barat. Sebab perusahaan-perusahaan disana mendorong orang untuk hidup membeli, membeli dan membeli. 80 % kami membeli di Eropa tidak untuk hidup, karena hanya 20 % saja yang digunakan untuk makan sehari-hari.”
“Madura mempunyai potensi yang sangat luar biasa, saya pikir pantai-pantai di Madura terutama di utara sangat cantik sekali. Saya rasa tinggal hanya mempersiapkan penginapan yang bersih dan aman, toilet yang bersih dan tempat yang mudah ketika green turis memerlukan kebutuhannya sehari-hari.” Ujarnya tersenyum dan mengahiri perbincangan. Terimakasih Mister.