Nilai-Nilai Moralitas Sastra Lisan Madura

 
 
Oleh Lilik Rosida Irmawati

Sastra lisan, khususnya puisi lisan merupakan salah satu peninggalan budaya yang dimiliki oleh hampir semua suku bangsa di Indonesia. Kekayaan budaya tersebut secara turun menurun masih diakrabi oleh berbagai kalangan. Walaupun jenis puisi lisan mulai tergerus oleh arus budaya global sehingga tidak dikenal lagi oleh masyarakatnya, namun demikian puisi lisan tersebut masih mendapat tepat di hati masyarakat, terutama masyarakat tradisional. Hal ini disebabkan puisi lisan menggunakan bahasa yang sangat sederhana, namun kaya makna.

Salah satu kekayaan sastra lisan yang dimiliki oleh masyarakat Sumenep. Madura adalah puisi lisan yang dikemas  dalam bentuk permainan anak-anak. Sastra lisan yang masih tumbuh dan berkembang di masyarakat Madura tersebut ternyata memiliki nilai-nilai filosofi tinggi, diantaranya adalah nilai pendidikan, tentang etika/moral, pendidikan agama serta rentetan peristiwa sejarah. Melalui permainan nilai-nilai kepribadian, pembentukan budi pekerti serta pendidikan agama ditanamkan.

Sebelum era baca tulis berkembang pesat di masyarakat, seni sastra (puisi) lisan menjadi media menyampaikan pesan-pesan moral. Di waktu senggang para orang tua menyampaikan dalam bentuk dongeng, terutama di kala berangkat tidur. Penyampaian puisi lisan juga menggunakan sarana bermain, karena berbagai bentuk permainan sangat digemari oleh anak-anak. Penyampaian dalam bentuk permainan tersebut sangat menyenangkan sehingga puisi lisan tersebut sangatlah mudah dihafalkan oleh anak-anak.

Bentuk permainan adalah untuk membangun solidaritas sejak dini dalam komunitas bermasyarakat agar senantiasa rukun dan guyub, disamping itu untuk mengembangkan kecerdasan emosional dengan cara bermain, dimana dalam arena permainan itu  ditanamkan sikap-sikap toleran, simpati, empati, dan memahami berbagai karakter yang dimiliki oleh teman bermain.

Dalam arena permainan tersebut secara tidak sadar anak-anak akan mengetahui sekaligus ber-interaksi dengan karakter yang berbeda, ada yang mempunyai sikap sabar, pemalu maupun temperamental dan sebagainya. Bercampur-baurnya berbagai karakter tersebut menyadarkan anak bahwa mereka memang tidak sama. Dengan pemahaman seperti itu maka membangun kesadaran sosial dalam masyarakat komunal ditanamkan sejak dini. Pemahaman interaksi sosial dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu lingkungan bermain teman sebaya, lingkungan keluarga, dan merambah pada lingkup yang lebih luas.

Pemahaman dan penanaman nilai-nilai tersebut disebabkan oleh kewajiban utama orang tua untuk memberikan pendidikan kepada putra putrinya sebagai bekal hidup bermasyarakat. Berbagai disiplin ilmu ditanamkan agar kelak anak mampu berdikari dan mandiri, baik secara material, emosional, dan spiritual dalam tata pergaulan di masyarakat. Dengan demikian anak mampu memilah dan memilih serta mengamalkan ilmu  yang dimiliki, dan bisa menjadi manusia yang Paripurna. Untuk mencapai kesempurnaan hidup maka nilai-nilai moralitas perlu ditanamkan sejak dini.

Moralitas merupakan fokus utama atau pandangan hidup yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Madura. Dalam berbagai bentuk, baik itu pantun, saloka, kejungan, paparegan, gancaran (prosa liris), puisi anak-anak, puisi ritual, syi’ir, maupun bag-tebbagan(teka teki), nilai-nilai kearifan tersebut ditanamkan.

Nilai-nilai kearifan bukan hanya mengacu pada dimensi keduniawian semata, melainkan ber-fokus pada dimensi keagamaan (religi). Dalam pandangan hidup orang Madura, manusia yang hebat, manusia yang berhasil, manusia yang paripurna, adalah manusia yang tunduk, patuh dan menyerah penuh  kepada ajaran Allah atau ajaran agama. Imbas pengejewantahan siap relegius tersebut kemudian diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang dinamis, enerjik, kerja keras dan tabah menghadapi tantangan dan cobaan. Disamping itu mempunyai budi pekerti luhur, mempunyai sikap pengasih dan penyayang, tidak menyakiti perasaan orang lain, mempunyai tata krama yang tinggi, menjunjung persahabatan dan persaudaraan, mempunyai sikap empati dan simpati, menghormati orang lain, baik hati dan tulus, jujur dan bekerja keras.