Pemimpin dan Masa Depan Indonesia

Oleh : Lilik Rosida Irmawati

Dalam kurun waktu yang panjang, setelah menghirup udara kemerdekaan selama 58 tahun bangsa Indonesia belum mampu membangun kebanggaan sebagai bangsa yang besar. Apalagi krisis moneter yang terjadi diakhir tahun 90-an, menyebabkan bangsa  Indonesia mengalami keterpurukan di berbagai bidang. Tentu saja berbagai keterpurukan tersebut disebabkan oleh berbagai factor, salah satunya ditentukan oleh pemimpin.

Kegagalan yang dialami bangsa Indonesia, disebabkan oleh para pemimpin Nasional yang gagal secara antisipatif membangun bangsa dan negara Indonesia. Walaupun tidak dapat dipungkiri, tahun-tahun pertama pemerintahan Orde Baru ada komitmen dan kreatifitas cukup kuat dari para pemimpin nasional untuk membangun, namun dalam perjalanan dan bergulirnya waktu, ternyata harapan itu mengalami distorsi. Para pemimpin pada masa pemerintahan Orde Baru telah kehilangan komitmen kerakyatan serta kesungguhan untuk men-sejahterakan dan memakmurkan rakyat.

Setelah Orde Baru tumbang, para pemimpin nasional silih berganti. Ternyata pada masa transisional di era reformasi, pemimpin nasional belum mampu membawa rakyat keluar dari keterpurukan. Bahkan terjadi kemunduran yang luar biasa di segala lini, tingkat pengangguran semakin tinggi, kolusi dan nepotisme semakin subur, korupsi semakin menggurita, biaya pendidikan, kesehatan, hukum menjadi ajang komoditas, serta semakin carut-marut berbagai masalah sosial dan semakin melebarnya kesenjangan sosial.

Memasuki abad 21, maka masalah kepemimpinan harus menjadi renungan dan agenda terpenting. Visi dan misi membawa bangsa Indonesia keluar dari keterpurukan menjadi pioritas utama. Para Pemimpin yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah figur yang dapat berbuat adil tanpa ada diskrimisasi antara golongan yang satu dengan yang lainnya. Para Pemimpin haruslah rendah hati dan tawadduh memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Para peminpin harus istiqomah dan tulus ikhlas dalam mengangkat harkat dan martabat golongan rakyat kecil dan dhuafa.

Realita di lapangan membuktikan, bahwa banyak sekali para pemimpin, tetapi sedikit sekali yang mengetahui tentang kepemimpinan. Karena pada hakekatnya, kepemimpinan adalah suatu sikap alam pikiran dan sikap kejiwaan, yang merasa terpanggil untuk memimpin dengan segala macam ucapan, perbuatan dan perilaku hidup untuk mendorong dan mengantarkan yang dipimpin kearah cita-cita luhur bersama dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Untuk mencapai tujuan mulia, yaitu mengantarkan rakyat Indonesia menuju pintu gerbang kesejahteraan lahir batin, maka dibutuhkan figur pemimpin yang paripurna. Untuk itu diperlukan beberapa kriteria, yang tercantum dalam penjabaran item-item di bawah ini :

Pertama; Para Pemimpin mempunyai kelebihan di bidang alam pikiran, ketajaman intelektual untuk mengawasi situasi, mengenali perkembangan, mengantisipasi apa yang mungkin terjadi.  Disamping itu, mempunyai kelebihan dibidang alam kejiwaan spiritual berupa keteguhan jiwa dan semangat, keluhuran moral etika dan akhlak serta intregitas moral yang utuh. Tak kalah penting adalah mempunyai kecerdasan, cendikia serta profesionalisme. Berkualitas, kredibel dan mempunyai ketajaman visioner yang jauh.

Kedua ; Jujur, kejujuran adalah suatu sifat yang mesti dimiliki oleh para pemimpin secara utuh. Para pemimpin harus berlaku jujur kepada masyarakat dan juga berlaku benar dan jujur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan memiliki kejujuran, maka para pemimpin akan menjauhi perbuatan tidak terpuji, yaitu penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan memliki kejujuran, para pemimpin akan menegakkan kebenaran dan keyakinan yang teguh.

Ketiga ;  Amanah, yaitu dapat dipercaya dan diandalkan dalam mengemban risalah, tugas dan jabatan yang diberikan oleh masyarakat. Dengan berlaku amanah, maka para pemimpin mempunyai kemampuan moral dan etika yang akan memungkinkan manusia umumnya dan pemimpin khususnya, membangun yang positif dan menghilangkan yang negatif. Karena amanah akan meminta pertangungjawaban. Dengan mempunyai posisi pimpinan, bukan diajdikan suatu peluang untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, berseang-senang dan berfoya-foya dari fasilitas yang diberikan negara. Karena memiliki amana, maka tumbuh sebuah kesadaran bahwa posisi yang dimiliki adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan penuh tanggungjawab untuk melayani, mengantarkan dan mendorong masyarakat kearah cita-cita lohur bersama.

Keempat ; pembawa pesan dalam komunikan, yaitu banyak melakukan komunikasi dan menyampaikan pesan-pesan spiritual kepada manusia. Seorang pemimpin harus bersikap inklusif, egaliter terhadap pengikut dan masyarakatnya, memberikan pelajaran-pelajaran yang baik guna memelihara masyarakat dari penyakit dekadensi moral. Tidak hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri, akan tetapi memikirkan keselamatan rakyatnya dari penyakit de-moralisasi.

Kriteria-kriteria diatas mesti dimiliki dan diaplikasikan oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinannya guna memelihara dan melangsungkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan ber-negara. Hal itu disebabkan bahwa seorang pemimpin mempunyai peran dan fungsi yangsangat luas dan penting. Para pemimpin adalah pelayan rakyat yang berkewajiban melindungi, mengamankan dan mensejahterakan rakyatnya.

Apabila hal yang sangat urgen tersebut diabaikan, maka ekses yang akan timbul adalah munculnya berbagai masalah, seperti ; kemiskinan, kerusuhan, kerusakan dan kehancuran moral anak bangsa, yang akhirnya akan bermuara pada hancurnya sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Pemimpin tidak lagi akan dipercaya. Hukum akan hanya menjadi tulisan dalam buku belaka. Ekonomi akan tersendat pertumbuhannya. Roda pemerintahan sulit digulirkan disebabkan pemimpin yang menjadi pionir bagi aparat dan rakyat tidak lagi diikuti dan disegani.

Oleh sebab itu untuk membangun peradaban bangsa Indonesia, diperlukam para pemimpin yang benar-benar memenuhi persyaratan. Sejarah membuktikan (sejarah Islam), bahwa keberhasilan membangun sebuah perdaban, ditentukan oleh kiprah para pemimpin. Melalui proses panjang pasca reformasi, diharapkan akan muncul para pemimpin yang akan membawa bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Semoga.