Jamal D Rahman, Belajar Sastra dari Ponpes Al-Amien

Jamal D. Rahman, penyair, pemimpin redaksi majalah sastra Horison dan Jurnal Sajak. Juga redaktur Jurnal Kritik. Mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alumnus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura dan kemudian IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan kemudian FIB-UI.

Dia menulis puisi, esai, kritik sastra, masalah kesenian dan kebudayaan di berbagai media massa. Pria kelahiran Sumenep, Madura ini kerap diundang sebagai pembicara dalam acara-acara sastra di dalam dan luar negeri, antara lain Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara Bidang Esai di Cisarua, Bogor (1999), Seminar Kritikan Sastera Melayu Serantau, Kuala Lumpur (2001), dan Pertemuan Penulis Asia Tenggara (South-East Asian Writers’ Meet) di Kuala Lumpur (2001), Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta (2003), festival Poetry on the Road di Bremen, Jerman (2004), Kongres Kebudayaan Madura di Sumenep, Madura (2007), Kongres Bahasa Madura di Pamekasan, Madura (2008), Lokakarya Bahasa dan Sastra Membangun Generasi Muda, di Yogyakarta (2009), Seminar Nasional Sejarah Kejuangan Sultan Mahmud Riayat Syah, di Jakarta (2012).

Buku puisinya: Airmata Diam (1993), Reruntuhan Cahaya (2003), Garam-garam Hujan (2004), dan Burn Me with Your Letters (terjemahan Nikmah Sarjono, 2004). Di samping diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, puisi-puisinya diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan Portugal. Dimuat juga dalam beberapa antologi, di antaranya: Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (2000), dari Fansuri ke Handayani: Sastra Indonesia dalam Program Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (2001), Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi (2002) dan Hijan Kelon: Puisi Kompas 2002 (2002), Poetry on the Road (2004), Poetry and Sincerity (2006), 60 Puisi Indonesia Terbaik 2009 (2009).

Di samping itu, dia adalah kontributor beberapa buku, di antaranya: Islam dan Transformasi Sosial-Budaya (1993), Romo Mangun di Mata Para Sahabat (1997), Tarekat Nurcholishy (2001), Ulama Perempuan Indonesia (2002), Reinventing Indonesia (2008), dan Gus Mus: Satu Rumah Seribu Pintu (2009).

Jamal D. Rahman juga menjadi (ko)editor lebih dari 25 buku, di antaranya: Wacana Baru Fiqih Sosial: 70 Tahun KH Ali Yafie (Bandung: Mizan, 1997), dari Fansuri ke Handayani: Sastra Indonesia dalam Program Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (Jakarta: Horison, 2001), Horison Sastra Indonesia 1-4 (Jakarta: Horison, 2002), Kakilangit Sastra Pelajar (Jakarta: Horison, 2002), dan Horison Esai Indonesia 1-2 (Jakarta: Horison, 2003), Amin Sweeney, Pucuk Gunung Es: Kelisanan dan Keberaksaraan dalam Kebudyaan Melayu-Indonesia (2011).

Dia pernah menjadi redaktur jurnal pemikiran Islam Islamika (1993-1995), wartawan majalah Ummat (1995-1999), dan redaktur majalah sastra Horison (sejak 1993). Pernah pula menjadi ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakartan, dan kemudian Dewan Pekerja Harian Dewan Kesenian Jakarta (DPH-DKJ [2003-2006]).

Sejak tahun 2000, aktif keliling Indonesia dalam rangka pelatihan sastra untuk guru-guru bahasa dan sastra Indonesia SD, SMP, dan SMA. Aktif pula keliling Indonesia dalam rangka mendorong minat baca, menulis, dan apresiasi sastra di kalangan siswa. Dia telah mengunjungi sekitar 200 sekolah di 160 kota di seluruh provinsi kecuali Maluku dan Papua, dalam rangka acara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB).***