Mengajar Kasih Sayang Lewat Dongeng

 Lilik Rosida Irmawati

Jika melihat ke belakang, dongeng sejak dulu sudah digunakan orang tua sebagai salah satu media komunikasi dengan anak-anak. Terutama, untuk mengajarkan moral dengan cara yang menyenangkan. Berbagai pesan moral yang disampaikan kepada anak melalui dongeng akan lebih mudah diterima. Bahkan dongeng yang dilakukan orang tuanya sendiri mampu membuat hubungan orang tua dan anak semakin kuat. Tidak heran, saat ini budaya mendongeng yang mulai tenggelam dibangkitkan lagi.

Menurut psikolog Bibiana Dyah Sucahyani, mendongeng merupakan pola pendidikan yang paling ampuh dan efektif. Anak menjadi lebih mengerti apa yang boleh dilakukan dan yang tidak, apa yang baik dan tidak baik, tanpa harus dengan cara memarahi, karena nilai kemanusiaan yang ada didalam dongeng tersebut lebih mudah dipahami anak dari pada dengan cara mendikte anak, seperti melarang sesuatu tanpa memberikan alasan yang jelas. Kesalahan yang sering terjadi jelas Bibiana adalah cara penyampaian yang tidak pas. Diakui Bibiana mendongeng memiliki keahlian yang khusus. Tapi bukan berarti orang tua/guru dengan kemampuan yang biasa saja, atau hanya sekedar membaca cerita yang ada di buku tidak bisa mendongeng.

”Yang penting pesan moral yang baik dan yang buruk dalam cerita tersebut tidak salah, tapi akan lebih baik jika dapat disampaikan dengan dengan cara yang menarik,” jelas Bibiana. Secara psikologi menurut psikolog yang aktive di RPA (Rumah Perlindungan Anak) ini, dongeng dapat mengembangkan daya fantasi anak dengan baik, merangsang psikologis anak sehingga anak terdorong untuk berpikir kreatif. Selain itu, mendongeng dapat membentuk perkembangan moral, karena dongeng mampu menanamkan super ego kepada anak. Dongeng juga dapat mengembangkan khazanah bahasa pada anak, sehingga kosa kata yang diterimanya semakin kaya.

Mendongeng yang sekilas merupakan kegiatan bersantai bersama anak-anak, di sisi lain memiliki pesan-pesan yang tersirat maupun tersurat. Dengan mendengarkan dongeng anak bisa mencerna lebih gampang keadaan yang terjadi disekitarnya dan bagaimana cara menyikapinya. Kebiasaan mendongeng ini harus ditanamkan dan dikembangkan sebagai media pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah. Selama bersekolah, anak-anak sejak dini dilatih memiliki daya tangkap yang baik. Dengan memasukkan kegiatan mendongeng, anak-anak dilatih memiliki daya tangkap yang baik dengan guru maupun orang tua.

Manusia dilahirkan dengan dibekali identitas unggulan, seperti logika, emosi dan spirit. Maka, sejak dini memori manusia harus diasah dengan baik agar tertanan nilai kemanusiaan. Dengan mendengarkan dongeng, kemampuan anak-anak yang terdiri dari emosi, logika dan spirit diasah berjalan seimbang. Spiritual merupakan kesadaran tertinggi, namun untuk mencapainya memerlukan tahapan, antara lain bagaimana menjaga harmonisasi. Dengan dongeng ditanamkan harmonisasi di masa anak-anak. Yaitu, mendidik anak-anak ke arah spiritual supaya hati nuraninya terasah, bagaimana menghargai kejujuran, dan harkat manusia sepanjang masa adalah dharma melawan adharm, pertentangan kebaikan melawan kejahatan..Selain itu, dongeng juga bisa menjadi perantara sangat efektif untuk pendidikan. Baik akhlaq, moral maupun ilmu-ilmu pengetahuan lain. Nilai-nilai yang diserap anak dari sebuah dongeng akan sangat membekas pada nuraninya.

Tujuan mendongeng adalah membentuk nilai-nilai moralitas dan spritual serta mempunyai makna edukatif pada anak-anak. Oleh karenanya, dongeng harus memberikan pengaruh baik dan positif, yaitu menanamkan mentalitas yang kuat tentang kemauan untuk berprestasi, kemauan untuk bertahan hidup,dan kemauan untuk berkreasi. Hendaknya menghindari mendongeng yang memberikan pengaruh buruk, yaitu dongeng-dongeng yang berbau mistis atau yang bersifat, “mentalitas menerabas”, misalnya hanya dengan membaca ayat-ayat tertentu, hanya dengan membaca mantra, hanya dengan membaca rapalan-rapalan tertentu semua keinginan kontan bisa tercapai. Dan tak kalah pentingnya, dalam mendongeng hendaknya senantiasa memasukkan unsur-unsur kasih sayang Allah.