Yang kami tanyakan bagaimana peran PCNU untuk mengelola Zakat sebagai potensi besar pengembangan pemberdayaan ekonomi umat ?
Ya..
sampai saat ini memang kami akui karena kami baru saja dilantik, kami
baru saja rapat sebatas apa yang bisa kami lakukan sebatas koordinator,
makanya akan ditindaklanjuti lagi dengan rapat-rapat berikutnya, jadi
kami tidak sampai kepada persoalan-persoalan zakat, jadi memang tidak
kami agenda kan. Tapi Insya Allah, nanti Syuriah yang memang punya otoritas, sedangkan kami di pengurusan NU itu di Tanfidziah, Tanfidziah itu pelaksana, jadi otoritas police itu Syuriah, karenanya memang ini harus dibicarakan di tingkat Syuriah,
bagaimana untuk melaksanakan proses menerima dan menyalurkan zakat dari
warga, cuma selama ini kami baca masyarakat itu sudah punya, maaf
bahasa saya langganan-langganan sendiri, jadi kami percaya pula, dan
kami serahkan kesana (masyarakat; red). Jadi tidak terlalu terikat
kepada institusi, termasuk juga NU, makanya NU juga tidak terlalu masuk
kesana, kenapa ? Karena Baziz sudah ada, sementara institusi-institusi
dipercaya oleh masyarakat itu sendiri itu pun sudah ada, tinggal
penataannya, jadi itu yang sekarang terjadi sehingga zakat yang
dilakukan itu sekarang ini hanya konsumtif.
Bagaimana dengan zakat mal-nya ?
Zakat
mal juga seperti itu juga, banyak yang diserahkan kepada lembaga,
artinya pemilik lembaga itu sebagai penerima, dan diharapkan pemilik
lembaga itu juga bisa memanfaatkan zakat mal itu untuk kepentingan
lembaganya, kemudian tentu saja karena sudah percaya diharapkan yang
menerima itu juga mengarah pada mustahij , yaitu orang yang ber-hak selain lembaga itu termasuk bagian fi sabilillah
Begini
pak Kyai, tadi sempat disinggung bahwa sistem penyaluran zakat di
negeri kita cenderung menjadikan masyarakat kita sebagai masyarakat
konsumtif. Bagaimana upaya untuk merubah mereka menjadi masyarakat yang
produktif dari zakat yang diterimanya? Seperti membentuk lembaga
perekonomian umat misalnya, kaitannya dengan NU sendiri ?
Kalau
NU sekarang sedang fokus programnya bidang pemberdayaan ekonomi umat.
Kami masih bicara tatanan-tatanan model apa yang akan kami bangun, cuma
belum sampai menyentuh pada zakat mal ini, baru kemarin malam terbentuk
jadi belum bicara tentang teknis, mungkin minggu ini sudah akan ada
pembicaraan-pembicaraan tentang pemberdayaan
Pengurus-nya itu dari unsur mana ?
Selama
ini yang kami rekrut dari unsur pengusaha-pengusaha yang selama ini
memang mereka menjauh dari NU padahal mereka kader-kader NU sehingga
tidak bisa memberikan kontribusi pada warga NU, nah sekarang kami
merekrut mereka, yang diharapkan nanti tentunya punya kepedulian
memberikan kontribusi kepada warga NU disamping juga menguntungkan
kepada pengusaha itu sendiri karena, memang pangsa NU itu sendiri pangsa
yang sangat besar..
Jadi langkah-langkah ke arah sana itu sudah ada ?
Sudah ada, artinya walaupun dalam tatanan yang masih umum arah untuk pemberdayaan umat …
Khususnya zakat mal ?
Zakat ini nanti akan kami bicarakan dengan unsur Syuriah. Dalam kepengurusan NU hal-hal yang terkait langsung dengan persoalan-persoalan keagamaan muara-nya di Syuriah. Kami di Tanfidziah sebatas sebagai pelaksana, jadi termasuk bagian yang akan kami lakukan pemberdayaan ekonomi umat.
Bagaimana .potensi
zakat di Sumenep kaitannya dengan pemberdayaan umat, yaitu konsep
pemberdayaan umat dengan pengelolaan zakat ? Kedepannya konsep
pemberdayaan berkaitan dengan SDA ?
Hanya saja persoalannya kankepengurusan
itu masih berapa hari, walaupun konferensi nya sudah lama. Memang ada
program yang di arena konferensi itu terutama pemberdayaan di bidang
ekonomi, karena memang potensi SDM di Sumenep lebih banyak perempuan,
tentu saja perempuan harus juga memegang peranan, cuma model kami tidak
berjalan seperti itu, jadi nanti akan ada sebuah lembaga, katakan
kalau di Pemerintah Daerah punya lembaga Bazis, kami sebenarnya juga
punya lembaga cuma lembaga ini tidak dibentuk sekarang karena kami
melihat sejauh mana kinerja Bazis itu, khawatir nanti ada indikasi yang
satu dengan yang lain saling terpengaruh atau saling mempengaruhi,
itu yang tidak kita inginkan.
bersambung: Diharap Penyatuan Kultur danMasyarakat