Maafkan Saya Ibu


Pentigraf: Lilik Rosida Irmawati

Maya terduduk lemas ketika membaca di group Wali murid bahwa belajar di rumah diperpanjang. Sejak program belajar di rumah diterapkan untuk membendung virus corons Maya merasa hari-harinya demikian melelahkan. Masalah pekerjaan rumah dan permintaan si kembar ready kuliner tidaklah terlalu merepotkan. Namun ada satu hal yang membikin tensinya cepat naik, menjadi pengganti guru bagi si kembar butuh ekstra kesabaran tinggi terutama Windi yang ternyata jauh tertinggal dibandingkan kembarannya. Windi membuat jengkel tidak kepalang, dan bahkan Maya pernah menceburkan kepala ke bak mandi saking tidak manpu menahan emosi ketika Windi tidak cepat menangkap penjelasan sang bunda, dan akhirnya mogok belajar.

Maya akhirnya tersadar dan merasa bersalah kepada ibu guru si kembar. Selama ini Maya dikenal paling vokal mengkritisi karena Windi tak secemerlang Winda. Bahkan Maya pernah menuduh ibu guru kelas 2   tidak profesional, dan tuduhan itu hanya ditanggapi senyuman oleh bu Tatin. Mengingat hal itu Maya menjadi malu. Benar-benar sangat malu.

Ketika Windi mogok untuk yang kesekian kalinya Maya mengajak si kembar berkunjung ke bu Tatin. Dan itu ternyata sangat mujarab, binar kebahagiaan tersirat di bola mata Windi. Apalagi ketika bertemu bu Tatin, Winda dan Windi langsung menghambur dan menangis di pelukan gurunya. Maya terharu dan berkaca-kaca ketika akhirnya dapat memeluk bu Fatin dan berbisik, "Tolong maafkan saya."

Sumenep, Maret 2020