Henri Nurcayo, Mengangkat Tradisi Lisan Agar Melegenda

Henri Nurcayo, penulis puluhan buku asal Surabaya akan tampil dalam acara dialog budaya Forum Bias, Senin, 8 Pebruari 2016 di Art Gallery Sumenep

Diskusi dengan mengusung tema “Tradisi Lisan dan Rekayasa Budaya” itu,  Henri akan membahas masalah tradisi lisan, budaya lisan dan adat lisan yang berlangsung secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya

“Pesan atau kesaksian itu disampaikan melalui ucapan, pidato, nyanyian, dan dapat berbentuk pantun, cerita rakyat, nasihat, balada, atau lagu,” aktifis budaya yang pernah terjun dunia jurnalis di sejumlah media.

Menurutnya, rekayasa tradisi lisan, bisa bertujuan baik, namun bisa juga sebaliknya. Itu sebabnya mengapa kebanyakan dongeng yang menyebutkan penjajah (Belanda) selalu berakhir kekalahan sang jagoan (Sakerah, Sarip Tambak Oso, Si Pitung dll).

Penulis lebih dari 40 buku itu mencontohkan cerita Panji adalah salah satu tradisi lisan yang melegenda, populer sejak zaman Majapahit, menyebar ke berbagai daerah bahkan ke negara-negara Asia selatan.

“Cerita Panji dipahatkan di relief puluhan candi, diceritakan dalam banyak seni pertunjukan, dan ditulis dalam ratusan naskah kuno (yang sebagian besar tersimpan di Belanda), serta sekian banyak kidung dan sastra lisan serta seni rupa berbasis Cerita Panji,” urainya. 

Ia juga mempertanyakan “Apakah kita masih meremehkan tradisi lisan? Dimanakah peranan dongeng dalam kehidupan sehari-hari? Apakah kita hanya menganggap dongeng hanyalah kenangan masa kecil yang pantas dilupakan?”, ungkapnya

Henri menyebut masih banyak tradisi lisan yang kita abaikan dan hanya dianggap sebagai masa lalu yang usang dan layak dibuang. “Apakah kita hanya berdiam diri?”  (san)