Mengentaskan Kemiskinan Tujuan Utama Pembangunan

 Otonomi Daerah yang digulirkan oleh Pemerintah Pusat, ternyata memberikan dampak positif terhadap pengembangan pembangunan. Masyarakat semakin greget dan antusias untuk mengembangkan wilayahnya sesuai dengan aspirasi yang terserap di wilayah masing-masing. Trend untuk mengejar ketertinggalan juga ditunjukkan oleh masyarakat Batang-Batang,  sebuah wilayah kecamatan bagian timur pulau Madura. Kecamatan Batang-Batang memiliki  jumlah 16 desa serta lembaga pendidikan SD sebanyak 35 lembaga, MI 13 lembaga, Tsanawiyah 4 lembaga serta 1 lembaga SMP dan jumlah penduduk sebanyak 52.625 jiwa.
Adapun potensi Sumber Daya Alam yang terdapat dalam wilayah kecamatan Batang-Batang  adalah pembakaran batu gamping di desa Bilengan.  Desa Bilengan merupakan salah satu desa binaan, karena berbagai program diarahkan di desa tersebut sebagai desa percontohan. Bukan hanya proses pembakaran gamping, berbagai bentuk pelatihan keterampilan khususnya untuk para wanita diprogramkan. Dengan program keterampilan tersebut diharapkan akan mampu memberikan bekal keterampilan, yang nantinya akan menjadi modal penopang hidup. Untuk program pelatihan  pihak kecamatan bekerja sama dengan sejumlah LSM atau pun dengan pihak instansi terkait, yaitu Kesos.
Potensi andalan lainnya berasal dari sektor perkebunan, yaitu kelapa kopyor. Budi daya tanaman ini telah membawa nama kecamatan Batang-Batang sebagai salah satu daerah penghasil kelapa kopyor dengan mutu tinggi. Adapun dari sektor pertanian banyak menyumbangkan berbagai hasil palawija serta tanaman kacang-kacangan. Dari sektor industri hasil kerajinan seperti tempat buah, mainan anak-anak yang bahannya berasal dari lidi dan daun siwalan,  telah mendominasi berbagai pasar lokal. Di samping itu terdapat pula home industri pande besi di desa Kolpo dan gula siwalan dari desa Leggung. 
Seperti halnya Bali nama Kuta lebih dikenal oleh masyarakat manca negara. Hal seperti itu yang terjadi, nama Batang-Batang tenggelam oleh nama Lombang, pantai indah yang membentang di salah satu pesisir di wilayah timur daya Madura. Pantai ini merupakan pantai yang paling eksotik dengan jejeran tanaman cemara udang. Di tempat yang sama, terdapat pula masjid Brumbung yang konon usianya lebih tua dari usia masjid Agung. Di desa Leggung terdapat upacara adat perkawinan pengantin tradisional Ngkak Sangger. Tak kalah unik dan menarik di desa tersebut  terdapat rumah kasur pasir, dimana sebagian penduduk masih menggunakan pasir laut sebagai tempat tidur.
Berbagai potensi yang ada di kecamatan tersebut telah menggelitik sosok kalem Ahmawi, camat Batang-Batang untuk memikirkan bagaimana kekayaan SDA tersebut akan mampu mengangkat masyarakat Batang-Batang satu tingkat lebih maju. Di sela-sela kesibukannya sebagai orang nomer satu di wilayahnya, beliau membuka kartu tentang langkah-langkah strategis yang  dijalankan beserta seluruh jajarannya.
Menurut Ahmawi, esensi dari tujuan pembangunan adalah mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, baik miskin harta maupun miskin ilmu. Oleh sebab itu program jangka pendek maupun jangka panjang bertumpu pada pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan pengamatannya, masyarakat cenderung lebih menitikberatkan pada pembangunan fisik. Itu dapat dilihat dari program-program yang digodok bersama di  PPK (Program Pengembangan Kecamatan) lebih bertumpu pada pembangunan fisik, seperti pengembangan pasar desa, pengaspalan jalan dan penyediaan/pengadaan air bersih.
Aspirasi arus bawah tersebut belum memasuki tataran pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kendala inilah yang memerlukan perhatian lebih serius. Oleh sebab itu bersama seluruh komponen masyarakat yang ada, terutama para cendekiawan, tokoh formal maupun non formal bersama-sama merapatkan barisan, menyamakan persepsi, visi dan misi dalam upaya membangun. Sehingga terjadi keseimbangan antara peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan fisik. Dengan demikian semua komponen masyarakat dari berbagai lapisan mempunyai greget dan ber-ambisi memajukan daerahnya.
Karena mempunyai potensi wisata yang sangat besar, Ahmawi berharap agar masyarakat memberikan dukungan sepenuhnya terhadap sektor pariwisata. Dukungan tersebut dalam bentuk pemahaman perbedaan budaya. Pengembangan pariwisata sebenarnya memberikan dampak dan nilai tambah pada masyarakat, terutama pada sektor ekonomi. Di samping itu beliau berharap agar Pemerintah Kabupaten, khususnya Dinas Pariwisata benar-benar mempunyai konsep dan managemen yang baik dalam pengelolaan pariwisata. Misalnya adanya satu paket wisata, antara wisata ziarah dengan berbagai obyek wisata lainnya. Dengan demikian  berbagai obyek wisata yang ada dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat, tanpa kehilangan jati diri.
Di akhir perbincangan, sosok yang sangat akrab dengan rakyat berharap agar semua komponen masyarakat merapatkan barisan, saling bahu membahu dalam upaya membangun masyarakat. Karena tujuan pembangunan bukan hanya membuat bangunan pencakar langit, memuluskan jalan ataupun pemenuhan sarana fisik, yang paling penting adalah membangun manusia seutuhnya. Manusia yang peka terhadap lingkungannya, mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, ber-budi pekerti, ber-akhlak, ber-ilmu serta ber-budaya.. (El Iemawati)